Tivar vs Hardox: Solusi Liner Tahan Aus untuk Coal Handling di Pembangkit Listrik

Situasi (Situation) – Tantangan Coal Handling di Pembangkit Listrik
Operasi penanganan batubara (coal handling) di pembangkit listrik berskala besar menghadapi kondisi yang sangat abrasif dan menantang. Batubara yang diangkut melalui konveyor, chute, silo, dan bunker akan terus-menerus mengikis permukaan peralatan. Banyak operator menggunakan wear plate baja tahan aus seperti Hardox (AR steel) untuk melapisi permukaan internal chute atau hopper demi memperpanjang umur peralatan. Hardox sendiri adalah baja berkekuatan tinggi dengan kekerasan ~400–600 HB yang dirancang khusus untuk menahan abrasi dan benturan, sehingga terbukti mampu membuat peralatan bertahan lebih lama (Wear parts for energy production plants).
Namun, meskipun liner baja AR seperti Hardox memiliki ketahanan aus jauh lebih baik dibanding baja biasa (hingga 5–7 kali lebih awet dari mild steel ( What Type Of Material Is Best For Wear-Liners? )), situasi di lapangan tidak hanya soal abrasi. Material batubara sering basah atau lembap, mengandung lumpur atau tanah, berpotensi menyebabkan penumpukan (build-up) dan penyumbatan aliran. Permukaan baja, apalagi jika sudah kasar atau berkarat, memiliki koefisien gesek cukup tinggi, sehingga batubara Dapat menempel, membentuk jembatan (bridging), atau menggumpal (ratholing) di silo. Dalam kondisi lembap, batubara yang lengket dapat menempel di dinding hopper, menghambat aliran gravitasi. Operator kerap memasang vibrator atau bahkan memukulmukul dinding silo dengan palu untuk melonggarkan batubara yang tersumbat – sebuah solusi sementara yang berisiko dan tidak efisien (TIVAR® 88 Lining Solutions) (TIVAR® 88 Lining Solutions).
Selain itu, lingkungan pembangkit dapat bersifat korosif: uap air, air laut (jika dekat pantai), atau sulfur dari batubara bisa mempercepat korosi pada liner baja. Benturan batu besar atau bongkahan batubara juga menjadi perhatian – liner harus mampu menahan impak jatuhnya material. Terakhir, tim maintenance dihadapkan pada pemasangan liner yang rumit dan berat; mengganti pelat Hardox memerlukan waktu henti (downtime) yang signifikan karena harus memotong dan mengelas pelat baja tebal. Semua faktor ini berkontribusi pada tantangan operasional dan biaya yang harus ditanggung.
Singkatnya, situasi umum di industri coal handling: abrasi tinggi, potensi masalah material tersumbat, kondisi lembap/korosif, risiko benturan, serta tantangan pemasangan dan perawatan liner. Pelanggan di sektor ini membutuhkan solusi material yang tidak hanya tahan aus, tetapi juga mengurangi hambatan aliran, tahan korosi, mudah dipasang, dan meminimalkan downtime agar pembangkit dapat beroperasi optimal.
Masalah (Problem) – Keterbatasan Wear Plate Konvensional (Hardox)
Meskipun wear plate konvensional seperti Hardox telah menjadi standar dalam menghadapi abrasi, penggunaannya masih menyisakan sejumlah masalah kritis di aplikasi penanganan batubara:
- Ketahanan Aus Terbatas & Umur Pakai – Liner Hardox memang keras, tetapi akhirnya tetap aus dan menipis akibat gesekan terus-menerus dengan batubara. Partikel batubara (terutama yang mengandung kuarsa atau mineral abrasif) akan menggerus permukaan Hardox seiring waktu. Setiap beberapa bulan atau tahun (tergantung volume dan abrasivitas batubara), liner baja ini perlu diganti. Walau lebih awet dari baja biasa, pelat Hardox dapat aus lebih cepat bila material sangat abrasif atau kecepatan belt tinggi ( What Type Of Material Is Best For Wear-Liners? ). Umur pakai yang terbatas berarti perencanaan shutdown untuk penggantian liner menjadi bagian dari rutinitas, mengurangi availability sistem.
- Gesekan Tinggi & Potensi Build-up – Baja Hardox memiliki permukaan keras tapi tidak licin. Koefisien gesek batubara terhadap baja relatif tinggi (permukaan kering bisa ~0,5 atau lebih, tergantung kondisi) dibandingkan material polimer. Akibatnya, batubara cenderung tersangkut di permukaan liner baja, terutama jika batubara basah atau halus. Fenomena bridging (material membentuk lengkungan menyumbat di atas outlet silo) dan ratholing (terbentuk lubang aliran sempit di tengah sementara material di sekitarnya tetap menempel di dinding) sering terjadi pada silo berliner baja ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ) ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Permukaan Hardox yang tergores atau berkarat meningkatkan kekasaran, memperparah penumpukan material. Hasilnya adalah aliran batubara tidak lancar, perlu intervensi manual atau alat getar. Masalah build-up ini tidak hanya menghambat produksi, tetapi juga dapat menimbulkan risiko keselamatan (misal, batubara yang lama tertahan bisa terbakar spontan karena panas tersimpan ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies )).
- Kinerja di Lingkungan Lembap/Korosif – Hardox dan wear plate baja umumnya rentan korosi karena bukan baja tahan karat. Dalam kondisi lembap, permukaan baja dapat menyerap air, berkarat, atau permukaannya ditempeli lumpur batubara basah. Selain menambah gesekan, korosi bisa melemahkan liner dan mengontaminasi batubara dengan serpihan karat. Di iklim dingin, air yang tersisa di celah-celah bisa membeku dan menempelkan batubara ke dinding baja (freeze bonding). Upaya melapisi baja dengan stainless steel 304 pun kadang tidak efektif mengatasi batubara lembap: kasus nyata menunjukkan hopper berlapis stainless 304 tetap mengalami bridging parah ketika menangani batubara sub-bituminous yang lembap (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Jadi, baja konvensional kurang ideal di lingkungan basah/korosif, serta tidak mencegah material lengket.
- Kesulitan Pemasangan & Perawatan – Wear plate baja memiliki berat jenis ~8 lipat dibanding liner polimer seperti UHMW-PE. Lembaran Hardox tebal sangat berat, memerlukan alat angkat dan rigging untuk dipasang. Pemotongan dan pengeboran Hardox pun sulit karena sifatnya yang sangat keras – biasanya butuh alat plasma atau bor khusus. Penyambungan umumnya perlu pengelasan, yang artinya modifikasi silo/chute tidak mudah dibongkar pasang. Ketika liner baja aus, tim maintenance harus masuk ke chute yang sempit, memotong pelat lama dan mengelas pelat baru – proses yang memakan waktu lama dan mengharuskan owntime. Risiko keselamatan pekerja juga meningkat saat menangani pelat berat di ketinggian atau ruang terbatas. Perawatan rutin seperti pembersihan material tersangkut pun lebih sulit, karena permukaan baja tidak transparan terhadap level material yang tertinggal (harus dipukul atau digetarkan). Intinya, Hardox memberikan beban kerja perawatan yang tinggi
- Perlindungan Terhadap Benturan – Dalam hal impak, liner baja keras seperti Hardox mampu menahan tumbukan benda tajam atau berat tanpa retak. Namun, benturan keras dapat membuat pelat baja penyok atau berubah bentuk, yang kemudian mengganggu kelancaran aliran (karena profil liner tak lagi mulus). Setiap penyok atau sambungan yang menonjol bisa menjadi titik sangkut material. Selain itu, baja tidak meredam energi tumbukan – energi benturan diteruskan seluruhnya ke struktur, bisa menyebabkan getaran dan kebisingan tinggi. Jadi, meski Hardox tidak mudah pecah, ia tidak menyerap getaran; lingkungan kerja menjadi lebih bising dan struktur mungkin butuh diperkuat untuk menahan repetisi benturan.
- Biaya Operasional & Downtime – Kombinasi faktor di atas bermuara pada biaya total kepemilikan (TCO) yang tinggi. Liner Hardox yang aus berarti biaya suku cadang dan tenaga kerja penggantian secara periodik. Masalah build-up dan bridging berarti downtime tak terencana – ketika chute atau silo tersumbat, aliran batubara ke boiler terhenti, pembangkit harus mengurangi beban output atau bahkan stop unit. Setiap jam berhenti bisa berarti kerugian produksi listrik yang besar. Contohnya, di suatu pembangkit listrik, masalah bridging di silo batu bara menyebabkan penurunan output hingga 100 MW selama 3–4 jam setiap kali terjadi penyumbatan (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Biaya peluang listrik yang hilang dan biaya lembur tim darurat untuk memulihkan aliran sangat signifikan. Belum lagi, korosi bisa memaksa penggantian liner lebih awal (menambah biaya) dan keselamatan pekerja terancam saat harus menangani masalah secara manual (palu, dsb). Semua ini membuat solusi wear plate konvensional terasa kurang optimal secara ekonomi dalam jangka panjang.
Implikasi (Implication) – Dampak pada Efisiensi, Downtime, dan Biaya
Masalah-masalah di atas memiliki implikasi serius terhadap operasional pembangkit listrik berbahan bakar batubara:
- Menurunnya Efisiensi Operasional: Aliran batubara yang tersendat akibat material menempel atau bridging di silo akan mengganggu suplai bahan bakar ke boiler. Pembangkit mungkin harus menurunkan kapasitas output (derating) untuk menghindari kehabisan bahan bakar di tungku. Seperti disebutkan sebelumnya, satu silo yang tersumbat saja bisa mengurangi output puluhan hingga ratusan MW hingga aliran normal kembali (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Imbasnya, Heat Rate pembangkit naik (efisiensi menurun) karena boiler sering berada di bawah beban optimal atau bahkan dinyalakan-matikan secara tidak ideal.
- Downtime dan Gangguan Produksi: Pembersihan chute/silo yang tersumbat memaksa penghentian operasi pada sebagian sistem coal handling. Walau boiler mungkin masih bisa diberi batubara dari silo lain, operasi suboptimal ini mengurangi margin keandalan. Downtime terencana untuk mengganti liner aus juga memakan jatah waktu pemeliharaan yang bisa digunakan untuk hal lain. Parahnya, downtime tak terencana (akibat plugging mendadak) mengacaukan jadwal produksi listrik. Pembangkit listrik harus membeli listrik pengganti (jika ada) atau menanggung penalti keandalan. Dalam kasus ekstrem, forced outage dapat terjadi jika aliran batubara gagal total. Kehilangan pendapatan akibat downtime ini sangat merugikan, belum termasuk potensi denda jika tidak memenuhi kebutuhan jaringan.
- Biaya Maintenance Membengkak: Liner yang cepat aus atau sering macet berarti frekuensi maintenance tinggi. Biaya tenaga kerja untuk inspeksi dan penggantian liner Hardox bertambah seiring keausan. Bahan Hardox itu sendiri mahal, ditambah biaya pengelasan dan peralatan khusus. Jika harus sering diganti, biaya suku cadang akumulatif menjadi besar. Selain itu, untuk mencegah masalah bridging, banyak plant memasang sistem aktif (vibrator, air blaster) yang butuh investasi dan perawatan tersendiri. Semua langkah ekstra ini menambah biaya operasional per ton batubara yang ditangani.
- Risiko Keselamatan dan Lingkungan: Implikasi non-finansial juga tak kalah penting. Pekerja yang harus masuk silo untuk menghentikan bridging atau membersihkan penumpukan menghadapi risiko tertimpa material runtuh atau terpapar debu batubara berlebih. Penggunaan palu atau peledakan udara (air cannon) untuk melonggarkan batubara yang tersumbat bisa menimbulkan hazard dan merusak struktur jika berlebihan. Material yang lama tertahan di dinding (rathole) berisiko terbakar spontan akibat oksidasi, menimbulkan bahaya kebakaran internal silo (Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Dari sisi lingkungan, liner baja yang berkarat atau aus bisa mencemari batubara dengan serpihan logam kecil (walau dampaknya kecil, hal ini bisa memengaruhi pembakaran atau emisi jika jumlahnya signifikan).
- TCO yang Tinggi: Pada akhirnya, kombinasi downtime, rendahnya efisiensi, tingginya frekuensi penggantian liner, dan risiko tambahan, semuanya berkontribusi ke Biaya Total Kepemilikan (TCO) yang jauh lebih besar daripada sekadar harga beli liner Hardox itu sendiri. Produktivitas menurun dan biaya tersembunyi (seperti listrik yang tidak terjual, biaya perbaikan insidental, dll.) membuat operator mencari solusi yang lebih holistik. Bahkan, menurut keterangan personel plant, mencegah satu kali saja kejadian silo tersumbat sudah cukup untuk mengimbangi biaya pemasangan liner khusus di silo tersebut (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Artinya, solusi yang dapat menghilangkan bottleneck aliran akan membayar dirinya sendiri melalui penghematan downtime dan kenaikan output.
Contoh Kasus:
PLTU Suralaya di Banten (Indonesia) pernah mengalami implikasi seperti di atas. Silo batubaranya (500 ton) berlapis baja karbon + stainless 304 tetap mengalami bridging lengkap ~200 kali per tahun, meski sudah dilengkapi vibrator (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Akibatnya unit pembangkit terpaksa diturunkan dayanya (derating) hingga 100 MW setiap kali terjadi sumbatan, durasi rata-rata 15 menit per kejadian (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Ini jelas kerugian produksi yang besar dan mengganggu stabilitas operasi. Kasus Suralaya bukan unik – banyak pembangkit lain melaporkan masalah serupa dengan batubara berair tinggi (sub-bituminous atau lignit) di mana liner baja konvensional gagal memastikan flow (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ).
Need Payoff (Solusi) – TIVAR (UHMW-PE) sebagai Solusi dan Nilai Tambah
Untuk menjawab kebutuhan di atas, TIVAR – sebuah merek UHMW-PE (Ultra High Molecular Weight Polyethylene) – tampil sebagai solusi inovatif. Liner berbahan polimer rekayasa ini dirancang khusus untuk aplikasi bulk material handling. Pendekatan NeedPayoff di sini menyoroti bagaimana TIVAR mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan liner baja konvensional, sekaligus memberikan nilai tambah yang signifikan:
- Ketahanan Aus & Umur Pakai Lebih Lama: Berlawanan dengan anggapan bahwa “plastik pasti cepat habis terkikis”, UHMW-PE seperti TIVAR terbukti mempunyai ketahanan abrasi luar biasa. Struktur molekulnya yang sangat panjang dan padat membuatnya tahan goresan dan aus meski lebih lunak dari baja ([PDF] TIVAR UHMW Linings – Alro). Dalam pengujian Jenike & Johanson, liner TIVAR 88 tebal 1/2 inci mampu bertahan dipakai >17 tahun untuk batubara bituminous yang abrasif, dan bahkan >100 tahun untuk batubara lignit yang lebih lembut (berdasarkan laju keausan di simulasi silo) (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Artinya, umur pakai TIVAR di aplikasi coal handling Dapat menyamai atau melampaui Hardox dalam kondisi tertentu. Keunggulan ini juga diakui industri: TIVAR 88 sudah digunakan >40 tahun di sektor batubara untuk sifat tahan aus dan licinnya ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Bahkan disebutkan bahwa dalam aplikasi abrasi gesek (sliding abrasion), TIVAR 88 bisa lebih awet dari baja karbon biasa ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Selain itu, sifat polimeriknya membuat keausan TIVAR tidak drastis mengurangi kinerja – permukaannya tetap licin meski mengalami sedikit pengikisan. Dengan demikian, interval penggantian liner bisa jauh berkurang. Buktinya, PLTU Rockport (AEP) di AS melaporkan minimal maintenance selama 25 tahun sejak memasang liner TIVAR 88 di silo mereka (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). TIVAR mempertahankan koefisien gesek rendah dan ketahanan ausnya dalam jangka Panjang (TIVAR® 88 Lining Solutions ), memastikan performa konsisten sepanjang umur pakai.
- Koefisien Gesek Rendah – Bebas Sticking & Build-up: Nilai jual terbesar TIVAR adalah permukaannya yang sangat licin. UHMW-PE memiliki koefisien gesek ~0,10–0,20 (lebih licin dari es pada umumnya), jauh di bawah gesekan batubara terhadap baja yang bisa beberapa kali lipatnya. TIVAR 88 terbukti mempunyai koefisien gesek dinding (wall friction angle) paling rendah dibanding material liner lain (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Implikasinya, dinding silo atau chute yang dilapis TIVAR tidak “menahan” aliran material. Batubara meluncur bebas di atas liner UHMW-PE, nyaris tanpa hambatan. Hasil nyata terlihat di banyak instalasi: masalah arching, bridging, dan ratholing praktis hilang setelah beralih ke liner TIVAR (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Sifat self-lubricating material ini mencegah batubara menempel. Bahkan material basah atau berlumpur akan lepas dengan sendirinya saat melewati permukaan TIVAR yang anti-stick. Dalam kasus PLTU Suralaya yang disebut tadi, pemasangan liner TIVAR 88 pada hopper silo Unit 2 mengurangi frekuensi sumbatan hampir 100% (dari ~200 kejadian per tahun menjadi hanya 1 kejadian tahun berikutnya) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Hal ini jelas meningkatkan keandalan operasi secara dramatis. Di silo lain (Rockport, dll.), aliran mass flow tercapai berkat TIVAR, sehingga seluruh isi silo ikut bergerak saat dikeluarkan (first-in-first-out), tidak ada batubara “mati” yang tertinggal di sudut-sudut (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Selain kelancaran operasional, permukaan licin juga berarti lebih sedikit energi diperlukan untuk mengalirkan material – pengurangan gesekan bisa sedikit menurunkan beban motor penggerak conveyor/feeder. Poin penting: TIVAR menghilangkan kebutuhan intervensi manual (memukul dinding, dsb) dan peralatan tambahan (vibrator, dll) untuk melancarkan flow. Dengan liner polimer ini, potensi masalah build-up bisa dibilang tuntas.
- Performa Unggul di Kondisi Lembap atau Korosif: TIVAR (UHMW-PE) secara alami tahan terhadap air dan bahan kimia. Material ini hampir tidak menyerap kelembapan (0% moisture absorption) dan tidak mengalami korosi sama sekali (TIVAR™ UV-resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG) (TIVAR™ UV-resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG). Artinya, dalam lingkungan silo batubara yang lembap, liner TIVAR tidak akan berkarat atau mengalami degradasi. Permukaan licinnya juga tidak berubah sifat ketika terkena air atau lumpur. Bahkan pada suhu beku, TIVAR tetap tidak getas dan tidak membuat material menempel. Misalnya, TIVAR 88 terbukti mencegah freeze-ups pada uji pelepasan material basah di Bawah 0°C (TIVAR 88 vs. Steel). Ini solusi ideal untuk pembangkit di area musim dingin: batubara basah yang membeku di liner baja akan mudah rontok di permukaan TIVAR. Dalam kondisi korosif (misal lingkungan asin atau paparan sulfur), UHMWPE sangat tahan – tidak terpengaruh sebagian besar asam, basa, atau air garam. Liner TIVAR juga cocok untuk material lain yang korosif seperti FGD gypsum, fly ash, dsb (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Bandingkan dengan liner baja: selain bisa berkarat, stainless steel sekalipun punya gesekan lebih tinggi daripada TIVAR ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Dengan TIVAR, tidak diperlukan cat atau coating anti-karat, dan tidak ada biaya akibat kerusakan korosi. Satu keuntungan tambahan, TIVAR meredam kebisingan lebih baik daripada baja (TIVAR™ UV-resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG) – saat batubara menerpa dinding berliner TIVAR, suaranya lebih pelan karena polimer menyerap vibrasi. Hal ini meningkatkan kondisi kerja di area conveyor/chute.
- Kemudahan Pemasangan & Perawatan: Liner TIVAR menawarkan kemudahan instalasi yang signifikan dibanding pelat baja. Bobot UHMW-PE ~1/8 berat baja untuk volume yang sama, sehingga panel-panel TIVAR dapat diangkat manual atau dengan alat ringan. Ini memudahkan teknisi saat pemasangan di lapangan, mengurangi risiko cedera dan percepat pekerjaan. Panel TIVAR dapat dipasang dengan sistem baut/washer stainless atau klem mekanis – tidak perlu pengelasan di lokasi (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Bahan ini bisa dipotong dan dibor dengan alat pertukangan standar (gergaji, bor) tanpa perlu perlakuan khusus seperti halnya Hardox. Bahkan, panel TIVAR cukup fleksibel untuk dibentuk: lembaran tebal 3/4 inci pun bisa digulung membentuk silinder dan dimasukkan ke chute dengan mudah, tanpa peralatan khusus (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Salah satu kasus, liner TIVAR 88 setebal 19 mm berhasil di-roll dan disisipkan ke dalam chute bulat sebagai insert, sesuatu yang praktis tidak mungkin dilakukan dengan pelat baja (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Waktu pemasangan jelas lebih singkat. Untuk perawatan, jika suatu segmen liner aus, cukup lepas baut dan ganti panel di area tersebut – downtime jauh lebih pendek dibanding harus memotong dan mengelas pelat baru. Penggantian bisa dilakukan modul per modul. Perancangan kit liner pra-fabrikasi juga dimungkinkan; misalnya, silo batubara lignit telah dilapisi kit TIVAR 88-2 yang diprefabrikasi dan dipasang dengan supervise dalam waktu relatif singkat (Low-friction plastics for lining applications | MCG) (Low-friction plastics for lining applications | MCG). Kemudahan ini berarti penghematan biaya tenaga kerja dan peningkatan keselamatan (durasi pekerja di ruang terbatas berkurang). Pembersihan pun jarang diperlukan karena material tidak menempel – liner TIVAR cenderung self-cleaning. Jadi, secara keseluruhan TIVAR mengurangi beban perawatan rutin.
- Perlindungan Terhadap Benturan & Keausan Tumbukan: TIVAR memiliki kekuatan impak yang sangat tinggi (hampir tidak bisa pecah dalam aplikasi suhu ruang). Liner UHMW-PE mampu menyerap energi benturan sehingga melindungi struktur di belakangnya. Saat bongkahan batubara jatuh menumbuk dinding berlapis TIVAR, polimer akan sedikit defleksi dan meredam gaya, mencegah deformasi permanen. Ini berbeda dengan baja keras yang cenderung memantulkan energi. Alhasil, risiko penyok pada struktur berkurang dan umur kelelahan (fatigue) struktur mungkin lebih panjang karena getaran diredam. Produsen mencatat bahwa TIVAR mempertahankan strength & impact resistance yang unggul sambil tetap lentur (TIVAR™ UV-resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG) (TIVAR™ UV resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG). TIVAR juga tidak memicu percikan – sebuah keuntungan di lingkungan berdebu yang mudah terbakar (meski perlu grade anti-statis untuk hindari percikan listrik statis). Sebagai catatan, untuk aplikasi sangat berbenturan (misal dihantam batu berujung tajam secara terus-menerus), desain pemasangan TIVAR biasanya tetap menggunakan backing plate baja di belakangnya untuk dukungan struktural. Kombinasi ini memberikan yang terbaik dari dua sisi: baja menanggung beban struktural, UHMW-PE melindungi permukaan dari abrasi dan impak. Bahkan dalam alat gali dan truk angkut tambang, liner UHMW digunakan karena sifat anti-abrasinya sekaligus meredam benturan ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ). Dengan TIVAR, perlindungan benturan tercapai tanpa mengorbankan sifat tahan aus. Dan seperti disebut sebelumnya, lingkungan kerja lebih senyap – benturan batubara ke lapisan polimer mengurangi bising hingga pekerja lebih nyaman.
- Biaya Total Kepemilikan Lebih Rendah: Inilah inti need-payoff bagi pelanggan: TIVAR menawarkan TCO lebih rendah melalui peningkatan keandalan dan penurunan biaya operasional. Meskipun biaya awal material polimer khusus bisa jadi lebih tinggi atau setara dengan liner Hardox, nilai yang diberikannya jauh melebihi investasi. Pertama, dengan umur pakai panjang, frekuensi penggantian lebih jarang – menghemat biaya material dan jam kerja. Kedua, minimnya downtime akibat hilangnya masalah penyumbatan atau penggantian darurat berarti pembangkit Dapat berjalan mendekati kapasitas maksimal lebih sering. Case in point: PLTU Suralaya mampu mengembalikan ~199 kejadian aliran tersumbat per tahun menjadi nyaris nol setelah memasang TIVAR (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Ini setara dengan ratusan jam operasi tambahan dan peningkatan produksi listrik signifikan tanpa gangguan. Satu kali cegah bridging besar saja sudah menutupi biaya liner baru (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Ketiga, penghematan energi dan pengurangan peralatan tambahan (karena flow lancar tidak perlu banyak vibrator, dsb) menurunkan biaya listrik internal dan biaya perawatan alat bantu. Keempat, resiko kecelakaan berkurang yang secara tak langsung menghindarkan biaya akibat insiden atau klaim. Semua faktor ini, jika dihitung, menunjukan solusi TIVAR sangat costeffective. Total Cost of Ownership menjadi lebih rendah karena kita membayar bukan hanya untuk ketahanan aus, tapi juga untuk kelancaran proses dan kehandalan sistem. Banyak perusahaan telah menyadari hal ini; AEP (American Electric Power) misalnya, setelah sukses di Rockport, melapisi silo-silo lain dengan TIVAR 88 karena terbukti solusi tersebut ekonomis dan berhasil mengatasi masalah aliran (TIVAR® 88 Lining Solutions ).
Selain poin-poin di atas, menggunakan liner TIVAR juga memberikan fleksibilitas desain. Karena friksi rendah, silo atau hopper bisa didesain dengan sudut dinding lebih landai namun tetap mencapai mass flow, yang dapat mengurangi ketinggian struktur dan biaya konstruksi (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). TIVAR juga tersedia dalam berbagai grade khusus (ada yang food grade, anti-statis, tahan UV, flame retardant, dll) yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi. Misalnya, TIVAR 88-2 adalah varian yang umum dipakai di silo batubara untuk sifat lubricity maksimal dan telah dipakai di banyak PLTU dunia (Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies) (Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies).
Studi Kasus Singkat (Power Plant)
Untuk menggambarkan payoff kebutuhan ini, berikut ringkasan dua studi kasus nyata di industri pembangkit listrik:
- PLTU Rockport (AEP, USA) – Menghadapi batubara sub-bituminous yang lembap, silo-silo di unit 1 mengalami masalah ratholing dan bridging saat startup, mengakibatkan potensi kehilangan 100 MW selama ~4 jam per insiden (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Solusi: Dipasang liner TIVAR 88 setebal 3/8” di bagian Bawah silo. Hasil: Masalah bridging berkurang 30–50% dan waktu pemilihan aliran turun dari 3-4 jam menjadi <30 menit (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions) . Setelah uji coba berhasil, seluruh silo dilapis TIVAR; bahkan 25 tahun kemudian liner masih berfungsi baik dengan perawatan minimal (TIVAR® 88 Lining Solutions ). AEP menilai peningkatan keandalan ini sangat bernilai hingga terus menerapkan TIVAR di plant lain (TIVAR® 88 Lining Solutions ).
- PLTU Suralaya (PLN, Indonesia) – Silo batubara 500 ton (Unit 2) awalnya berlapis stainless steel 304, namun tetap terjadi bridging 200 kali setahun, memaksa penurunan output 100 MW tiap kali sekitar 15 menit (TIVAR® 88 Lining Solutions ) (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Solusi: Tahun 1992, dilapis liner TIVAR 88 tebal 1/2” di hopper 5 silo unit 2. Hasil: Tahun berikutnya hanya 1 kali terjadi blockage – nyaris eliminasi total masalah (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Karena kinerja memuaskan, PLN melanjutkan pemasangan liner serupa di unit-unit lainnya. Ini contoh nyata bagaimana TIVAR mengembalikan kapasitas produksi dan mengurangi downtime drastis di pembangkit.
Kedua kasus di atas menegaskan need payoff: investasi pada liner UHMW-PE premium dapat menghasilkan penghematan berlipat melalui keandalan dan umur panjang.
Ringkasan – Nilai Tambah TIVAR untuk Coal Processing
Sebagai materi penutup untuk keperluan pitching dan edukasi, berikut adalah ringkasan perbandingan dan nilai tambah TIVAR (UHMW-PE) vs Wear Plate Baja (Hardox) dalam aplikasi coal handling di pembangkit listrik:
- Ketahanan Aus dan Umur Pakai: TIVAR UHMW-PE menawarkan ketahanan aus yang sebanding bahkan melebihi liner baja dalam banyak aplikasi batubara. Pengujian menunjukan umur pakai belasan tahun tanpa penurunan kinerja (TIVAR® 88 Lining Solutions ), sehingga mengurangi frekuensi penggantian dan biaya suku cadang.
- Koefisien Gesek & Kelancaran Aliran: Permukaan TIVAR yang sangat licin menjamin batubara tidak menempel. Ini menghilangkan masalah build-up: aliran material menjadi lancar, bridging dan clogging teratasi (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Sebaliknya, baja keras cenderung kasar dan menyebabkan penumpukan material.
- Kinerja di Kondisi Lembap/Korosif: TIVAR tahan air dan korosi – tidak berkarat, tidak menyerap lembap (TIVAR™ UV-resistant – UV Resistant UHMW-PE | MCG). Ideal untuk batubara basah atau lingkungan korosif, serta tidak terjadi pembekuan material pada cuaca dingin (TIVAR 88 vs. Steel). Liner baja memerlukan perlindungan ekstra terhadap karat dan masih rentan material lengket saat basah.
- Kemudahan Pemasangan & Perawatan: Liner TIVAR yang ringan dan mudah dibentuk memungkinkan pemasangan cepat dengan baut, tanpa pengelasan berat (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Penggantian modul liner dapat dilakukan singkat saat diperlukan. Hardox yang berat memerlukan peralatan khusus dan downtime lebih lama saat instalasi maupun replacement.
- Perlindungan Benturan: TIVAR mempunyai impact strength tinggi, mampu menyerap benturan dan mengurangi kebisingan. Liner ini melindungi struktur dari keausan impact tanpa penyok. Hardox unggul dalam kekerasan, tapi tidak meredam getaran dan bisa mengalami deformasi lokal pada impak ekstrim.
- Biaya Total Kepemilikan (TCO): Dengan umur pakai panjang, minim downtime, dan berkurangnya problem flow, TIVAR memberikan TCO lebih rendah. Satu kali terhindar dari silo macet besar dapat langsung mengembalikan biaya investasi liner (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Pembangkit bisa menghasilkan lebih banyak listrik dengan gangguan lebih sedikit – meningkatkan profitabilitas operasional.
Kesimpulan
TIVAR (UHMW-PE) menghadirkan solusi menyeluruh: tidak hanya tahan aus seperti Hardox, tetapi juga meningkatkan kelancaran aliran, tahan cuaca & kimia, serta mudah dalam penanganan. Bagi industri penanganan batubara, hal ini berarti operasi lebih andal, perawatan lebih mudah, dan biaya jangka panjang lebih rendah. Banyak studi kasus di pembangkit listrik telah membuktikan keunggulan ini, menjadikan TIVAR sebagai investasi cerdas untuk memaksimalkan kinerja coal processing Anda (TIVAR® 88 Lining Solutions) (TIVAR® 88 Lining Solutions).
Referensi
Studi kasus dan data teknis yang disajikan di atas bersumber dari pengalaman industri dan publikasi teknis terkait liner UHMW-PE vs baja (Hardox). Contohnya antara lain: Dry Cargo Magazine tentang penggunaan TIVAR 88 di industri batubara ( Keeping coal on the move – coal handling systems and technologies ), hasil pengujian Jenike & Johanson mengenai wear life TIVAR (TIVAR® 88 Lining Solutions ), serta laporan kasus di PLTU Rockport AEP (TIVAR® 88 Lining Solutions ) dan PLTU Suralaya PLN (TIVAR® 88 Lining Solutions ). Data ini mendukung bahwa TIVAR memberikan nilai tambah nyata sebagai solusi wear liner modern di aplikasi coal handling.
Newsletter
Enter your email address to join Newsletter Fajar Benua Store